Minggu, 06 Maret 2016

Penemuan Ilmuwan Dunia asal Indonesia dari Masa ke Masa



1955: Dr. Joe Hin Tjio, menemukan Teori 23 Kromosom

Dr. Joe Hin Tjio, ahli cytogenetics asal Indonesia berhasil menghitung jumlah kromosom dengan tepat setelah menyempurnakan teknik pemisahan kromosom manusia melalui penelitian di LaboratoriumInstitute of Genetics of Sweden’s University of Lund. Temuan ini merubah paradigm para ahli genetika dunia yang sebelumnya meyakini bahwa jumlah kromosom ialah 24 buah.

1961: Prof. Dr. Ir. Sedijatmo, menemukan Konstruksi Cakar Ayam

Konstruksi cakar ayam adalah salah satu metode rekayasa teknik dalam pembuatan pondasi yang dapat mengurangi hingga 75% tekanan pada permukaan tanah dibawahnya dibandingkan dengan pondasi biasa. Pondasi ini awalnya ditemukan Prof. Dr. Ir. Sedijatmo saat mendirikan menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol, kemudian digunakan di Bandara Juanda, Surabaya, memungkinkan landasan menahan bebas hingga 2000 ton (seberat pesawat jumbo). Pondasi ini akhirnya juga turut digunakan di Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Belgia, Kanada, Amerika Serikat dan Belanda.

1968: Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie, merumuskan Teori Keretakan Pesawat (Faktor Habibie)

Pada usianya yang ke-32, B.J. Habibie telah mampu menjawab persoalan dunia di bidang penerbangan yang kala itu belum semaju sekarang. Musibah yang terjadi pada pesawat terbang biasanya berawal dari keretakan (crack) antar sambungan sayap dan badan pesawat atau sayap dan dudukan mesin pesawat. Random Propagation Crack Theory atau disebut juga Faktor Habibie merupakan rumusan untuk menghitung crack tersebut sampai pada hitungan atomnya sehingga bukan saja menghindari resiko pesawat jatuh tetapi juga membuat pemeliharaannya lebih mudah dan murah. B.J. Habibie juga merupakan pemegang sekitar 46 hak paten di bidang aeronautika.

1979: Randall Hartolaksono, M.Sc, menemukan Ketela Pemadam Api

Randall Hartolaksono, M.Sc menemukan teknologi untuk memadamkan api secara efektif dan ramah lingkungan saat sedang melakukan uji coba menggunakan cairan pelumas berbahan kulit ketela pohon di Queen Marry College-London University. Sejak menemukan bahan kimia yang dapat memadamkan dam mencegah timbulnya api pada tahun 1979, Randall mulai terjun ke bidang Fire Safety dalam industri. Kini temuannya digunakan di berbagai perusahaan pertambangan di penjuru dunia sebagai solusi untuk mengatasi kebakaran.

1983: Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) danConstrucciones Aeronauticas SA (CASA) Spanyol bekerjasama mengembangkan Pesawat CN-235

Pada 1983, IPTN dan CASA telah berhasil merancang pesawat penumpang sipil (airlines) angkut turboprop kelas menengah bermesin dua. Pesawat ini kemudian digunakan oleh berbagai maskapai penerbangan sipil dan militer di sejumlah negara di dunia.

1998: Prof. Dr. Rahmania Zein menemukan kromatografi tercepat

Kromatografi adalah teknik pemisahan senyawa kimia dengan memanfaatkan interaksi antara pelarut, sampel yang akan dipisahkan, fase diam (stationary phase) dan fase bergerak (mobile phase). Jika sebelumnya para peneliti membutuhkan antara 1.000 hingga 100 menit, pada 1998 Prof. Dr. Rahmania Zein berhasil menemukan teknik kromatografi yang mampu memisahkan senyawa kimia hanya dalam 10 menit. Hasil penemuannya ini digunakan oleh para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia.

2000: Dr. Mulyoto Pangestu menemukan teknik pengeringan sperma

Dr. Mulyoto menemukan teknik pengeringan dan penyimpanan sperma dalam ruangan bertemperatur kamar dengan perlengkapan yang mudah dan sederhana. Meski penemuannya dipatenkan di Australia dan menjadi milik Monash University, namun Dr.Mulyoto Pangestu yang merupakan ilmuwan asal Indonesia tetap tercatat sebagai penemunya.

2005: Dr. Yogi Ahmad Erlangga memecahkan Persamaan Helmholtz

Dr. Yogi Ahmad Erlangga mampu memecahkan Helmholtz Equation saat sedang menyelesaikan program Ph.D di Delft University of Technology, Belanda. Terpecahkannya persamaan Helmholtz membuat banyak perusahaan minyak dunia menjadi lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi. Rumus persamaan Helmholtz kemudian juga diaplikasikan dalam industry radar, penerbangan dan kapal selam.

2006: Dr. Warsito menemukan Alat Pemindai 4 Dimensi

Jika alat pemindai 3 dimensi saja sudah cukup canggih, pada tahun 2006 seorang ilmuwan Indonesia berhasil menciptakan Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) yang merupakan sistem pemindai 4 dimensi berbasis medan listrik statis. Saat ini teknologi tersebut sudah diterapkan secara luas di dunia industri dan medis baik di dalam maupun di luar negeri. ECVT mampu memindai otak manusia dengan memanfaatkan gelombang listrik berenergi rendah, hingga mendeteksi penyakit seperti kanker payudara, dll.

2010: Dr. Eng. Khoirul Anwar menemukan system telekomunikasi 4G

Di Indonesia teknologi Long Term Evolution (LTE) baru bisa dirasakan pada tahun 2014, namun negara-negara maju sudah bisa merasakan lebih dahulu hasil penemuan anak bangsa tersebut. Pada tahun 2010, Dr. Eng. Khoirul Anwar, penemu sekaligus pemilik paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing), pada tahun 2010 mendapat penghargaan dari institute of Electrical and Electronics  (IEEE), sebuah asosiasi professional terbesar bidang elektro dan informasi dunia. Teknologi broadband ini menjadi standar internasional untuk teknologi transmitter, baik dalam sistem terrestrial (di bumi) maupun satelit (di luar angkasa).

Tahun 2015, genap 70 tahun Indonesia merdeka.

Dalam 5 tahun terakhir, apa saja penemuan-penemuan ilmuwan muda Indonesia yang diakui dunia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar