Minggu, 06 Maret 2016

Ilmuan Indonesia Yang Mendunia Berkat Penemuannya


AnakRegular | Inilah para ilmuan atau penemu asli Indonesia yang mendunia - di akui secara dunia, namun tidak diakui di dalam negeri.

Ilmuan Indonesia yang mendunia - Ilmuwan adalah orang yang bisa menciptakan hal baru, biasanya para ilmuan memiliki daya kreativitas yang tinggi dan menggeluti dengan tekun juga sungguh-sungguh dalam bidang ilmu pengetahuan. Keberadaan para ilmuan ini tentunya telah membawa perubahan yang sangat besar bagi dunia. Berkat beberapa penemuan yang telah diciptakan oleh para ilmuan, segala sesuatu yang dulunya tidak mungkin dilakukan kini bisa di lakukan.

Saat ini para ilmuan yang bergelut dalam bidang teknologi tidak hanya berasal dari luar negeri saja. Ada beberapa penemuan yang dihasilkan oleh orang-orang asli Indonesia. Beberapa penemuan seperti alat-alat kontruksi, pesawat terbang, hingga sinyal 4G adalah hasil buah karya ilmuan Indonesia dan telah diakui secara dunia.

Namun sialnya dari banyaknya penemuan canggih buatan asli ilmuan Indonesia ini jarang sekali di hargai oleh bangsa Indonesia sendiri. Padahal sudah selayaknya hasil buah pikir intelektual negeri ini di apresiasi dan dikembangkan oleh pemerintah. Jika tidak maka jangan heran hasil penelitian yang berwawasan puluhan tahun ke depan hanya menjadi angin lalu. Diabaikan oleh bangsanya sendiri.

Berikut adalah para ilmuan Asli Indonesia yang mendunia berkat penemuan yang telah diciptakannya :

Yudi Utomo Imardjoko - Penemu Kontainer Nuklir


Seorang Peneliti dan Ketua Jurusan Teknik Nuklir, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada, Yudi Utomo Imardjoko berhasil temukan kontainer limbah nuklir. Temuan merupakan buah dari penelitian bersama lima koleganya. Kontainer tersebut berbentuk silinder berbahan titanium. Diameternya 1,6 meter dengan panjang 4 meter. Sedangkan dindingnya setebal 24 sentimeter.

Pemikiran Yudi didasari pada kemungkinan penanganan limbah radioaktif nuklir dari uraian uranium dan plutonium. Diperkirakan jika ada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia berkapasitas 1000 megawatt, paling tidak per tahun menghasilkan limbah sebanyak 797 ton. Klasifikasinya ialah 27 ton limbah aktivitas tinggi, limbah aktivitas sedang sebanyak 310 ton sedangkan limbah aktivitas rendah 460 ton.

Untuk mendaur-ulangnya, dibutuhkan wadah penyimpanan yang memadai. Ide kontainer limbah nuklir Yudi dibangun berdasarkan fungsi untuk menimbun limbah tersebut. Limbah yang disimpan tersebut harus dibiarkan molekulnya meluruh sendiri dalam tenggang waktu yang panjang.

Jika ditemui secara fisik dan kimia dinyatakan stabil barulah bisa dipindahkan ke tempat yang terisolasi dari lingkungan. Bagaimana pun juga limbah nuklir tersebut tetap berbahaya bagi lingkungan.

Namun temuan Yudi yang diperkirakan mampu menyimpan limbah nuklir sampai 10 ribu tahun tersebut tak terpakai. Sebab hingga saat ini di Indonesia belum ada pembangkit listrik tenaga nuklir. Diperkirakan bangsa kita baru membutuhkannya 50 tahun mendatang. Padahal penemuan tersebut sudah jauh hari memperoleh hak paten di Indonesia dan Amerika.

Tjokorda Raka Sukawati - Penemu kontruksi beton penyangga jalan layang


Ilmuan Indonesia kedua yang berhasil mencatatkan namanya dalam buku sejarah dunia adalahTjokorda Raka Sukawati. Beliau telah berhasil menemukan teknik pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas karena bahu jalan kota besar yang sempit.

Bahu tiang jalan layang yang kerap disebut Sosrobahu (seribu bahu) tersebut bisa memutar beton seberat 480 ton 90 derajat. Berdasarkan kalkulasi eksak, kontruksi Sosrobahu mampu bertahan hingga satu abad lamanya.

Teknik Sosro bahu dipakai pada pembangunan jalan layang tol Cawang-Tanjung Priok (16,5 kilometer) awal November 1989 silam. Namun enam tahun setelahnya Direktur Jenderal Hak Cipta Paten dan Merek Indonesia baru mengeluarkan hak paten. Hal tersebut tergolong lambat sebab tahun 1992 Jepang, Malaysia, dan Filipina sudah terlebih dahulu menerbitkan hak paten.

Lelaki kelahiran Ubud ini sempat meraih Gelar Insinyur di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia menempuh karier di PT Hutama Karya hingga menjabat sebagai direktur perusahaan. Hasil temuan Tjokorda yang dijuluki putra ASEAN ini sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura.

BJ Habibie penemu pesawat terbang


Presiden ketiga Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie menceritakan pengalamannya dalam industri penerbangan. Ketika masih kuliah di Jerman dan tengah menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat mendapat gelar doktor, Habibie diharuskan membuat pesawat yang kecepatannya 20 kali kecepatan suara.

"Waktu saya mau selesaikan S-3, saya merancang pesawat terbang yang terbangnya 20 kali kecepatan suara. Seperti apa pesawatnya saya tidak bisa membayangkan tapi harus dikembangkan, kalau tidak, ya tidak dapat S-3," kata Habibie.

Sewaktu mengembangkan pesawat tersebut, Habibie bekerja di perusahaan kecil di Hamburg, Jerman. Singkat cerita, usai berhasil mengembangkan pesawat tersebut, Habibie langsung disuruh pulang ke Tanah Air. Dia diminta mengembangkan industri strategis di dalam negeri.

"Tidak banyak yang mengetahui saya disuruh pulang karena saya cuma gelombang ke-4 putra putri bangsa di kirim ke luar negeri," katanya.

Sesampainya di Indonesia, Habibie mulai mengembangkan industri penerbangan nasional dengan membuat pesawat N 250 yang dikerjakan hanya 20 orang. Namun harapan untuk memajukan industri strategis ini kandas ketika Habibie diangkat menjadi Wakil Presiden.

"Saya ditugaskan membuat industri strategis. Tapi waktu saya diangkat menjadi wakil presiden saya meletakkan itu semua. Saya akhirnya punya 48.000 karyawan dan USD 10 miliar aset industri saya itu membuat pesawat N-250," ceritanya.

Namun tak bisa di pungkiri, kehebatan serta buah hasil dari BJ Habibie ini telah diakui oleh dunia, terutama Jerman yang secara terang-terangan mengakui bahkan menghormati BJ Habibie yang berjasa dalam perkembangan pesawat terbang dunia.

Prof. Khoirul Anwar - Penemu jaringan 4G



Teknolgi 4G LTE adalah teknologi yang banyak digunakan oleh produsen smartphone di seluruh dunia. Teknologi jaringan internet super cepat ini membuat proses transfer data lebih cepat dan lebih stabil dibandingkan teknologi 3G yang selama ini banyak dikenal orang. Namun, apakah Anda tahu siapa penemunya?

Prof. Khoirul Anwar merupakan penemu sekaligus pemegang hak paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Sistem ini mampu menurunkan energi hingga 5dB atau 100 ribu kali lebih kecil dari yang diperlukan. 

Hasil temuan anak bangsa tersebut sejauh ini telah digunakan perusahaan elektronik besar asal Jepang. Selain itu teknologi ini tengah dijajaki oleh raksasa telekomunikasi asal Tiongkok, Huawei Technology.

Pria asal Kediri ini adalah alumni Teknik Elektro ITB dengan cumlaude di 2000. Setelah itu dia melanjutkan pendidikan di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) dan memperoleh gelar master di tahun 2005 serta doktor pada 2008. Khoirul juga sempat menerima penghargaan IEEE Best Student Paper Award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) 2006, di California.

Ide awalnya Khoirul mencoba mengurangi daya transmisi guna meningkatkan kecepatan laju data. Penurunan daya dilakukan hingga 5dB saja (100.000 = 10 pangkat 5 kali lebih kecil dari teknologi sebelumnya) dan hasilnya kecepatan transmisi justru meningkat.

Di sisi lain pada paten keduanya, Khoirul menghapus sama sekali guard interval/GI. Hasilnya membuat frekuensi yang berbeda akan bertabrakan. Kemudian Khoirul mengkombinasikannya dengan algoritma khusus di laboratorium. Efeknya interferensi tersebut dapat diatasi dengan unjuk kerja yang sama seperti sistem biasa dengan adanya GI.

Bangga kah kita dengan penemuan yang diciptakan oleh anak bangsa ini?

Jangan sampai, para ilmuan Asli Indonesia ini di lirik oleh negara lain, yang mana menggunakan kepintaran serta beragam pemikiran dari para ilmuan Indonesia hanya untuk memajukan negara luar.

Sudah sepatuhnya pemerintah memberikan perhatian lebih besar terhadap keberadaan para ilmuan ini, karenanya kelak kemajuan dan daya saing Indonesia di mata dunia, tak lepas dari peranan ilmuan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar